Seberapa Bahaya Botnet bagi Perangkat?

Jika kamu pernah mendengar mengenai serangan DDoS, kamu pasti tahu bahwa serangan tersebut melibatkan botnet di dalamnya. Botnet ini dapat mengakibatkan sebuah website menjadi down dan sulit untuk diakses karena beban trafik yang overload atau melebihi kapasitas. Akibatnya, bisnismu dapat kehilangan kepercayaan dari konsumen lantaran kecewa karena website sulit untuk diakses.

Lantas, sebenarnya apakah yang dimaksud dengan botnet? Lalu, seberapa bahayakah serangan satu ini jika berhasil menginfeksi sebuah perangkat? Jika kamu penasaran dan ingin mencari tahu jawabannya, maka kamu sedang berada di artikel yang tepat. Kali ini kita akan membahas mengenai serangan botnet secara lengkap, mulai dari pengertian hingga tips agar dapat terlindungi dari serangan satu ini. Oleh karena itu, simak terus artikel ini hingga akhir ya!

Apa itu Botnet?

Jadi, apakah yang dimaksud dengan botnet? Mengutip dari website Avast, botnet merupakan singkatan dari “robot network” yang merupakan kumpulan dari beberapa perangkat (komputer, perangkat seluler, server, perangkat IoT, dsb.) yang sudah terinfeksi oleh malware dan saling terhubung melalui jaringan internet. Nah, setiap komputer atau perangkat yang sudah terinfeksi pada botnet ini disebut dengan bot atau zombie. Kumpulan bot yang sudah terinfeksi tersebut kemudian dikendalikan oleh para cybercriminals, yang juga dikenal dengan istilah bot-herder.

Para bot-herders biasanya menyalahgunakan penggunaan botnet untuk tujuan jahat yang dapat menyebabkan banyak kerugian. Salah satunya, yaitu untuk melakukan penyerangan cybercriminal berskala besar, seperti serangan DDoS, pengiriman spam, serta phishing. Tetapi, tidak semua botnet dibuat untuk tujuan jahat, ada kalanya botnet juga dapat bermanfaat, misal untuk pengelolaan chatroom atau keperluan online games.

Cara Kerja Botnet

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa botnet ini merupakan kumpulan dari beberapa perangkat yang sudah diretas dan terinfeksi malware. Kemudian, kumpulan perangkat tersebut saling terkoneksi melalui internet, sehingga dapat dikendalikan oleh bot-herder dari jarak jauh. Singkatnya, botnet tersebut kemudian digunakan untuk melakukan berbagai tindakan kriminal.

Terdapat tiga tahapan yang perlu dilakukan oleh bot-herder untuk membuat botnet, yaitu menginfeksi perangkat, penyebaran botnet, dan aktivasi botnet. Berikut penjelasannya.

1. Infeksi perangkat

Tentunya, bot-herder akan melakukan berbagai cara agar dapat menginfeksi perangkat sebanyak mungkin dengan malware. Tujuannya, agar dapat melakukan penyerangan atau tindak kejahatan lainnya dalam skala yang besar. Oleh karena itu, bot-herder pun melakukan pencarian celah kerentanan yang mungkin terdapat di sebuah website, aplikasi, atau bahkan perilaku manusia.

Nah, saat ini banyak ditemukan berbagai macam tindak kejahatan di dunia maya yang memang memanfaatkan kerentanan tersebut agar dapat menginfeksi perangkat dengan malware. Contohnya, yaitu serangan phishing, trojan horse, ataupun iklan yang terdapat pada website (malvertising). Ada juga serangan yang memanfaatkan kelemahan seseorang, atau dikenal dengan social engineering.

2. Penyebaran botnet

Perangkat yang sudah berhasil terinfeksi malware botnet, dikenal dengan istilah bot atau zombie. Nah, zombie ini nantinya dapat digunakan oleh bot-herder untuk menginfeksi perangkat lainnya. Tidak hanya itu, malware juga dapat melakukan penyebaran diri secara otomatis apabila menemukan perangkat yang terbilang rentan. Dengan begitu, dapat meningkatkan jumlah perangkat yang terinfeksi oleh malware.

3. Aktivasi botnet

Jika sudah melakukan penyebaran botnet dalam jumlah yang besar, maka bot-herder akan menghubungkan seluruh perangkat yang terinfeksi melalui sebuah jaringan yang dapat dikendalikan secara remote. Lalu, bot-herder pun akan memulai untuk menjalankan aksinya dengan menggunakan botnet.

Jenis-Jenis Botnet

Selanjutnya, botnet ini dapat dibedakan menjadi dua jenis utama berdasarkan bagaimana cara bot-herder mengendalikannya, yaitu centralized atau decentralized. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Centralized (Model Client-Server)

Jenis centralized ini menggunakan struktur client-server dari arsitektur jaringan tradisional, dimana setiap perangkat di dalam botnet akan terhubung ke sebuah server terpusat (Comand and Control (C&C) Server) untuk dapat saling berkomunikasi.

Sangat mudah untuk dapat mengetahui struktur client-server dari jenis botnet ini, lantaran ia hanya memiliki satu titik kontrol pusat, yaitu C&C server. Sehingga, apabila C&C server berhasil ditemukan dan dilumpuhkan, maka bot-herder tidak akan dapat mengendalikan botnetnya kembali. Oleh karena itu, banyak dari bot-herder yang memilih untuk menggunakan model lainnya yang tentunya jauh lebih sulit untuk dilumpuhkan.

Berikut beberapa contoh topologi populer dari centralized botnet (model client-server):

  • Hierarchical Network Topology
Botnet hierarchical network topology
  • Star Network Topology
botnet star network topology
  • Multi-Server Network Topology
botnet multi-server network topology

2. Decentralized (Model Peer-to-Peer)

Selanjutnya, terdapat jenis decentralized yang menggunakan model peer-to-peer, sehingga tidak terhubung langsung dengan C&C server layaknya jenis centralized. Melainkan, komunikasinya dilakukan secara menyebar pada seluruh jaringan. Sehingga, setiap bot dapat saling berkomunikasi satu sama lain, tanpa memerlukan C&C server.

Jenis satu ini jauh lebih rumit dan tentunya sulit untuk ditemukan, dibandingkan dengan model centralized.

Jenis Serangan Botnet

Setelah memahami mengenai apa itu botnet, apakah kamu penasaran mengenai jenis-jenis serangan yang dilakukan oleh botnet? Jika iya, maka simak penjelasan berikut mengenai beberapa jenis serangan botnet yang umum dilakukan dalam skala cukup besar.

  • Distributed Denial-of-Service (DDoS)

DDoS ini merupakan serangan yang dilakukan dengan membebani sebuah server dengan trafik plasu, sehingga membuat website menjadi down dan sulit untuk diakses.

Hal ini dapat menyebabkan banyak kerugian, terutama jika menyerang perusahaan atau organisasi dengan layanan online. Salah satu kerugiannya, yaitu dapat menurunkan tingkat kepercayaan konsumen karena website mengalami down untuk beberapa saat.

  • Brute force attack

Serangan brute force ini bertujuan untuk mendapatkan kredensial korban, seperti username dan password agar bisa mendapatkan akses ke akun online, website, ataupun jaringan. Serangan ini dijalankan dengan menggunakan sebuah program yang memang dirancang khusus untuk melakukan peretasan akun secara paksa.

  • Phishing attack

Serangan phishing merupakan sebuah tindak kejahatan yang bertujuan untuk mengelabui korbannya dengan cara menyerupai seseorang atau institusi terpercaya. Sehingga, korban secara suka rela memberikan data-data sensitif, seperti informasi pribadi, kartu kredit, ataupun password. Nah, serangan phishing ini biasanya melibatkan tindakan spamming agar dapat mencapai tujuannya.

Hal-Hal yang bisa Dilakukan oleh Botnet

Jika perangkatmu berhasil terinfeksi oleh botnet, lantas hal apa sajakah yang dapat dilakukan oleh bot-herder pada perangkatmu? Nah, berikut penjelasannya.

  1. Mengumpulkan data pribadi, bot-herder dapat melihat seluruh file yang terdapat pada perangkat zombie. Sehingga, dengan sangat mudah ia bisa mendapatkan berbagai informasi mengenai data-data sensitif, seperti informasi pribadi, password, dan lain sebagainya.
  1. Melakukan pengintaian, segala aktivitas online yang dilakukan juga dapat terlihat secara jelas oleh bot-herder. Dikarenakan, ia mendapatkan akses tingkat sistem ke perangkatmu.
  1. Mengirim data, selanjutnya botnet juga digunakan untuk melakukan pengiriman email secara massal atau dikenal dengan istilah spam. Tidak hanya email, bot-herder juga dapat melakukan pengiriman jenis file lainnya, seperti pesan, file, dan lain sebagainya.
  1. Melakukan instalasi aplikasi, dengan memiliki akses ke berbagai komputer, maka bot-herder dapat dengan mudah melakukan berbagai instalasi aplikasi pada perangkat yang sudah terinfeksi di dalam jaringan.
  1. Menginfeksi perangkat lain, perangkat yang sudah terinfeksi juga dapat menyebarkan malware ke perangkat lainnya. Hal tersebut dapat dilakukan melalui pemindaian jaringan untuk menemukan perangkat yang terbilang rentan.

Cara Melindungi Perangkat dari Serangan Botnet

Nah, sekarang kamu sudah mengetahui betapa berbahayanya serangan botnet bagi perangkatmu. Karena, selain dapat mengendalikan perangkatmu dari jarak jauh, bot-herder juga dapat mengakses berbagai file yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu, penting bagimu untuk melindungi perangkat agar tidak terkena serangan botnet. Lantas, bagaimanakah caranya? Yuk, mari kita simak beberapa tips berikut agar terlindungi dari serangan botnet.

1. Menggunakan password yang kuat

Seperti yang sudah dijelaskan, bahwa akunmu dapat diretas oleh bot-herder dengan menjalankan serangan brute force. Serangan ini dilakukan dengan cara menggunakan berbagai kombinasi password secara acak dari hasil penebakan untuk dapat masuk ke sebuah akun. Bayangkan jika kamu menggunakan password yang lemah dan mudah untuk ditebak, maka bot-herder akan dengan mudah juga meretas akunmu.

2. Menggunakan two-factor authentication (2FA)

Selain menggunakan password yang kuat, kamu juga dapat menambah tingkat keamanan akun dengan menggunakan two-factor authentication (2FA). Saat ini sudah tersedia berbagai jenis 2FA yang bia digunakan, seperti fingerprint, PIN, kode yang dikirimkan melalui pesan, atau facial recognitinon.

3. Waspada terhadap berbagai lampiran email yang diterima

Selanjutnya, pastikan untuk tidak membuka atau mengunduh berbagai lampiran email yang kamu terima secara sembarangan. Terutama, jika kamu tidak mengenal pengirim email tersebut. Lantaran, bisa saja pada lampiran tersebut sudah disisipkan malware yang dapat menyerang perangkatmu apabila terunduh.

4. Hindari mengklik link sembarangan

Hampir sama seperti lampiran email, apabila kamu mendapatkan link juga jangan pernah untuk mengkliknya secara sembarangan. Link tersebut bisa saja mengarahkanmu ke website berbahaya berisikan malware. Sehingga, lebih baik untuk memastikan terlebih dahulu apakah link tersebut benar-benar aman dan terpercaya.

5. Rutin untuk melakukan update software

Setiap kali software merilis update terbaru, biasanya terdapat peningkatan untuk sistem keamanannya juga. Oleh karena itu, pastikan untuk selalu melakukan update pada software mu secara rutin ya!

6. Gunakan software anti-virus

Terakhir, kamu dapat menggunakan software anti-virus untuk perangkatmu. Tujuannya adalah untuk melakukan pemindaian pada perangkat. Sehingga, dapat membantu dalam mengatasi berbagai jenis malware yang menyerang perangkatmu.

Kesimpulan

Dari artikel di atas, dapat disimpulkan bahwa botnet merupakan kumpulan dari beberapa perangkat yang sudah terinfeksi malware dan terhubung melalui sebuah jaringan. Sehingga, perangkat-perangkat tersebut nantinya dapat dikendalikan secara jarak jauh oleh bot-herder untuk melakukan serangan berskala besar. Oleh karena itu, akan sangat berbahaya jika perangkatmu berhasil terinfeksi oleh botnet, jadi pastikan untuk memberikan perlindungan terbaik bagi perangkatmu.

Nah, jika kamu berniat untuk memiliki website atau bahkan sudah memilikinya, maka kamu juga perlu memilih layanan hosting terbaik dengan tingkat keamanan tinggi. Wide Host Media, menggunakan Imunify360 sebagai sistem keamanannnya yang dapat melindungi server, website, dan aplikasi dari berbagai macam serangan hacker atau malware. Silakan kunjungi website Wide Host media untuk mendapatkan berbagai penawaran menarik lainnya.

Terima kasih sudah membaca artikel ini dan semoga bermanfaat.